Sabtu, 08 Juli 2023

PA: Menanggapi Ajakan Juru Selamat (Matius 11: 25 – 30)

 


1.      Membaca Matius 11: 25 – 30

11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, n  Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. o  11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku p  oleh Bapa-Ku q  dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. r  11:28 Marilah kepada-Ku 1 , s  semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan t  kepadamu. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, u  karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu v  akan mendapat ketenangan. 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan. w "

 

2.     Keterangan Teks  Matius  11: 25 – 30

Ada banyak pendapat tentang Siapakah Sebenarnya  YESUS  itu?  Ada yang mengira Yesus itu adalah Yohanes Pembabtis, ada yang mengira Elia, Nabi Yeremia, atau salah seorang dari para Nabi… (MAT. 16:14). Mereka salah duga… dikiranya Yesus “hanyalah” seorang Nabi …  Di tengah simpang siur  anggapan  orang  tentang Siapakah Yesus sebenarnya?    Tiba-tiba  Yesus bertanya  kepada  para  muridnya: “Menurut  Kamu, Siapakah AKU ini?” (Lukas 9:20; Matius 16:15). Yesus bertanya demikian, olehkarena Para murid telah sekian lama bersamanya dan  mereka melihat dan merasakan karya  serta pengajaran Nya  secara langsung. Pada saat itu, Petrus tampil dan menjawab dengan tegas  bahwa  YESUS  ADALAH  MESIAS…SANG  JURU  SELAMAT  DUNIA.  (Matius  16:16). Begitulah…  Sejatinya, Yesus  bukan sekedar Nabi….apalagi  Cuma Rasul.  Bukan. Karena Yesus adalah Mesias, yang disebut sebagai “Anak Allah  yang  Hidup”,    Itulah sebabnya, dalam perikop kita kali ini , diberi Judul  “Ajakan  Juru Selamat”.

Ajakan Juru Selamat  dalam Injil Matius 11: 25 – 30   diawali dengan penegasan pada ayat 25 – 27  bahwa  memahami  dan  menerima  Yesus sebagai mesias adalah “misteri Iman” – yang tersembunyi “bagi orang bijak” tetapi yang Tuhan Nyatakan kepada “orang Kecil” – yaitu orang orang yang mau bertobat dan menerima Yesus sebagai Juru Selamatnya.   Selanjutnya, Ajakan Juru Selamat tsb.  Dapat  kita bedakan menjadi  3 Bagian  sbb.:

(1) Marilah kepada-Ku.
Maksud Yesus adalah jangan ragu untuk datang kepada Yesus memohon pertolongan dan kekuatan ketika hidup ini terasa berat karena beban hidup kita. Jangan datang kepada  keputusasaan. Dalam Yesus, selalu tersedia pintu-pintu pengharapan yang terbuka,

(2) Belajarlah kepada-Ku.
Maksud Yesus adalah mari kita mengenal kehendak Allah dalam segala beban hidup yang kita alami. Dengan mengenal kehendak Allah dengan baik, kita tidak akan membiarkan diri kita dihancurkan oleh beban kehidupan kita. Beban kehidupan bahkan bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk dapat selalu bertumbuh dalam kehendak Allah,

(3) Pikullah kuk yang Kupasang.
Maksud Yesus adalah kita tidak mungkin menjadi manusia yang sepenuhnya bebas dari beban kehidupan. Namun ketika kita mengalami beban hidup kita itu dengan kacamata iman, kita akan merasakan beban hidup tersebut dengan cara yang berbeda.  Dalam Yesus, beban hidup kita yang berat akan tergantikan dengan beban yang ringan. Perhatikan dua kata kontras tersebut: beban berat dan beban ringan. Beban masih ada, tetapi menjadi ringan karena respons yang tepat yang diberikan dalam iman kita kepada Kristus.

SARASEHAN

1.     Yesus mengajarkan kita untuk memberikan respons yang tepat atas beban hidup kita. Ketika seseorang memiliki beban berat dalam kehidupan, seseorang bisa merasakan putus asa yang mendalam atas beban hidupnya ini. Rasa putus asa ini bisa menyebabkan depresi, dan bahkan merusak iman seseorang….APAKAH  KITA  PERNAH  MERASAKAN  MEMILIKI  BEBAN  HIDUP  YANG  BERAT  DALAM KEHIDUPAN?   JELASKAN  SECARA  SINGKAT!     Dan  APA  YANG  DIMAKSUD  MEMBERIKAN  RESPON  YANG  TEPAT ATAS  BEBAN  HIDUP  YANG  KITA  ALAMI?  JELASKAN.

2.     Tak Jarang Iman seseorang menjadi rusak karena beban hidup, terjadi di saat seseorang tidak lagi bisa melihat terbukanya pintu pengharapan dari Tuhan dan tak mampu lagi  memercayakan hidup pada pemeliharaan Tuhan.   APA  YANG PERLU  KITA  LAKUKAN, JIKA KITA TAHU ADA SAUDARA/I  KITA YANG DEMIKIAN?  JELASKAN.

Disiapkan  oleh  Pdt Lukas  E. Sukoco

Minggu, 07 Mei 2023

WALAU BEDA, TETAP CINTA (ROMA 14:1 – 12 )

 


1)     PUJIA  PEMBUKA   KJ.13: 1 – 4

2)    DOA

3)    MEMBACA  ROMA  14:1 – 12

4)   MEMAHAMI  SKETSA  PA  &  DISKUSI

Di dalam perikop ini kita bisa membaca situasi yang dihadapi oleh Paulus selaku penulis surat. Pada waktu itu di tengah-tengah jemaat Roma terdapat pertentangan antara dua kelompok yang memiliki pemahaman berbeda. Sebagaimana dituturkan oleh teks, dua kelompok tersebut bisa disebut sebagai kelompok “ketat” dan kelompok “longgar”. Kelompok ketat terdiri atas orang-orang yang masih melakukan seleksi dalam soal makanan. Mereka hanya mau memakan sayur-sayuran dan tidak mau memakan daging. Sedangkan kelompok yang longgar merasa tidak perlu berbuat seperti itu, mereka memakan semua jenis makanan dengan bebas (ayat 2). Demikian juga kelompok yang ketat memandang bahwa hari tertentu lebih penting daripada hari-hari yang lain. Sedangkan kelompok yang lebih longgar memandang bahwa semua hari sama saja (ayat 5).

            Menariknya, Paulus memberi nasihat agar mereka bisa menerima satu sama lain sekalipun mereka memiliki pemahaman yang berbeda-beda, karena Allah sendiri telah menerima semua orang dengan berbagai kondisi yang dimiliki. Di ayat 6, Paulus menegaskan bahwa apapun yang dilakukan oleh orang-orang itu, semua dilakukan untuk mengucap syukur kepada Allah. Mereka yang hanya mau memakan sayur-sayuran saja dan tidak mau memakan daging, mereka merasa dengan melakukan itu, mereka bersyukur kepada Allah. Akan tetapi setiap orang yang memakan semua jenis makanan dengan bebas, termasuk memakan daging, mereka juga merasa sedang bersyukur kepada Allah dengan tindakan itu. Demikian juga berlaku bagi setiap orang yang memandang hari tertentu lebih baik daripada hari-hari yang lain maupun mereka yang memandang bahwa semua hari itu sama saja. Keduanya sama-sama melakukan tindakannya itu untuk Tuhan.

            Mengatasi semua perbedaan itu, Paulus mengajak semua jemaat di kota Roma untuk bisa melihat sebuah dimensi yang lebih luas yaitu kasih dan rahmat Allah di dalam Kristus yang diberikan kepada semua orang, apapun kondisi mereka. Oleh karena itu, tidak selayaknya jemaat bertindak saling menghakimi dengan memandang rendah kepada orang lain yang memiliki pemahaman yang berbeda. Karena pada akhirnya, Allah yang akan menghakimi semua orang. Saling menerima dan mengasihi di tengah perbedaan menjadi lebih penting daripada memperjuangkan “kebenaran” menurut versi masing-masing. Biarlah pada akhirnya Allah Sang Maha Benar yang akan melakukan penghakiman-Nya pada waktu-Nya (ayat 11-12)!

            Sejenak berefleksi dalam kehidupan bergereja, bukankah situasi serupa juga sering terjadi? Mungkin di gereja kita tidak sampai terjadi pertentangan teologis sebagaimana dialami oleh jemaat di kota Roma. Akan tetapi pertentangan karena perbedaan pendapat, keinginan dan kepentingan sudah pasti acapkali terjadi, bahkan bisa jadi merupakan situasi keseharian dalam kehidupan bergereja kita. Dengan demikian kita bisa berefleksi bahwa sekalipun sama-sama orang Kristen, sama-sama bersekutu di sebuah gereja yang sama, namun kehidupan bergereja kita tidak pernah bisa lepas dari berbagai macam perbedaan.  Lalu mau apa? Memperjuangkan keinginan dan “kebenaran” menurut versi kita masing-masing? Atau mengembangkan semangat dan komitmen untuk terus mencintai dan mengasihi di tengah segala perbedaan yang ada? Semoga yang terakhir yang kita perjuangkan di dalam kehidupan bergereja, karena mengingkari perbedaan berarti mengingkari kehidupan itu sendiri. Justru di tengah perbedaan itulah, cinta sedang diuji dan divalidasi!

            Kehidupan bergereja yang telah dipersatukan oleh Kristus saja ternyata tidak menghapus segala perbedaan, apalagi dalam konteks relasi antar agama dan antar suku bangsa di Indonesia. Berkaitan dengan sikap dan pandangan terhadap agama lain sekalipun, menarik jika Roma 14:12 ditafsirkan dalam spektrum relasi antar-agama. Ayat tersebut berbunyi: “Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.Bukan urusan kita untuk menilai benar dan tidaknya agama-agama yang lain, biarlah kita saling menghidupi agama dan keyakinan kita masing-masing, sampai pada waktu-Nya, Allah Sang Hakim Yang Agung yang akan menyatakan Kebenaran dan menyatakan penghakiman-Nya! Urusan kita adalah terus mengembangkan kasih dan cinta di tengah segala perbedaan.

Perbedaan juga tampak nyata bahkan dalam lingkup relasi yang terkecil sekaligus terdalam: suami-istri, rumah tangga dan keluarga. Kehidupan keluarga, sekalipun memiliki persamaan namun masing-masing anggota keluarga juga memiliki perbedaan-perbedaan satu sama lain. Demikian juga kehidupan bergereja dan bermasyarakat serta berbangsa dan bernegara, selalu terdapat persamaan namun sekaligus perbedaan. Persamaan dan perbedaan saling menghidupi satu sama lain dan tidak saling meniadakan. Karena ketika yang satu muncul, yang lain juga akan segera hadir dan berada bersama-sama.

Jika orang relatif nyaman dengan persamaan namun lain halnya dengan perbedaan, maka pada masa pentakosta ini kita perlu memberi perhatian terhadap upaya untuk mengembangkan cinta di tengah-tengah segala perbedaan. Sehingga pada akhirnya, cinta yang memenangkan segalanya, karena Sang Cinta ingin tetap berada di tengah persamaan maupun perbedaan!

 

DISKUSI  bersasarkan  ROMA  14:1 – 12

a)     Mengapa manusia  relatif merasa tidak nyaman dengan perbedaan?

b)    Perbedaan seperti apakah yang sering memicu terjadinya konflik di dalam kehidupan: keluarga, gereja dan masyarakat?

c)     Bagaimana cara menjaga dan menumbuhkan cinta di tengah-tengah perbedaan?

 

5)   MEMUJI  TUHAN /PERSEMBAHAN  KJ. 237: 1 – 3   dilanjutkan Doa Syafaat dan Penutup

Minggu, 12 Februari 2023

Urip Kudu Urub (Renungan & PA Ulangan 30:11 - 20)

 


Renungan  &  Sketsa PA  

Urip Kudu Urub

01.  Doa  &  Pujian KJ. 401:1 – 4  

02.  Bacaan: Ulangan 30:11 – 20

30:11 "Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh.   30:12 Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit  untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?   30:13 Juga tidak di seberang laut   tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya? 30:14 Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.   30:15 Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan   dan keberuntungan,   kematian   dan kecelakaan,   30:16 karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi   TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup   dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. 30:17 Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, 30:18 maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa;   tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya. 30:19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu   pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk.   Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, 30:20 dengan mengasihi   TUHAN, Allahmu  , mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu   dan lanjut umurmu   untuk tinggal di tanah  yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."

 

03.  Uraian

Sejatinya, seluruh isi kitab Ulangan hanya memiliki dua tema utama. Yang Pertama adalah sejarah yang seharusnya membuat mereka bisa belajar sesuatu (maka kita bertemu dengan judul perikop dengan kata "Riwayat-riwayat" di awal kitab ini) dan yang Kedua adalah pengulangan hukum yang harus dilakukan oleh Umat Tuhan, supaya hidup dalam ketaatan dan kesetiaan sehingga memiliki kwalitas hidup yang  baik; yang mampu menyinarkan kemuliaan Tuhan, sekaligus mampu bersaksi bagi masyarakat sekitar bahwa kita adalah umat pilihan Tuhan. Kalau meminjam Istilah petuah Jawa : Urip kudu Urub. Hidup kita ini bagaikan api yang menyala… yang secara positif berarti  Hidup yang bermanfaat  bagi Tuhan dan sesama.  Maka “Urip Kudu Urub”. Untuk bisa Urub  umat Tuhan harus memiliki relasi dengan Tuhan di dalam Ketaatan akan firmanNya. Kata kuncinya adalahKetaatan.  Sekarang marilah kita cernati dab dalami makna ayat-ayat suci hari ini.

            Ulangan 30:11 – 14  menekankan bahwa Firman itu riil , nyata – dekat dengan kehidupan kita untuk dilakukan dan ditaati. Olehkarenya, ditegaskan bahwa “Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh untuk dilakukan !.   Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan” (Ayat 14). Artinya, kita tak lagi bisa berdalih.  Pilihannya hanya dua saja: Taat  ataukah Tidak. 

Ada cerita tentang seekor kura-kura yang bersahabat dengan sepasang Elang. Pada suatu hari  ia berbicara kepada sahabatnya, si Elang, "Kapan ya aku bisa terbang seperti burung di udara?"

Mendengar hal itu, Elang kemudian berkata kepada kura-kura, "Kamu mau merasakan terbang di udara? Ayo kami ajak kamu untuk terbang di udara." Kura-kura pun menyambut,

"Tetapi bagaimana caranya?"

Elang kemudian mengambil sebuah kayu panjang dan berkata, "Dengan kayu ini kamu bisa terbang di udara, syaratnya satu saja, kamu harus gigit kayu ini dan tidak boleh berbicara selama kita terbang di udara."  Kami akan ajak kamu terbang melihat keindahan alam…. 

Sangat gembira karena sebentar lagi kura-kura akan merasakan apa itu namanya terbang di udara, dia pun menjawab, "Tidak boleh bicara…Ach Syarat yang sangat mudah… Ok  Siap !"

Maka mulailah sepasang  Elang mencengkeram kayu itu – di bagian kujung kanan dan kiri, dan kura-kura menggigit kayu itu keras-keras di bagian tengah.

"Kawan…. Kamu siap? Ingat, saat kita di atas nanti kamu tak boleh berbicara!" kata Elang menegaskan  lagi  pada sahabatnya itu.

"Siap!... Tak masalah" kura-kura bersemangat.

Mulailah sepasang  Elang  itu  mengepakkan sayapnya, dan sedikit demi sedikit mereka pun mulai terbang.

Tapi…. Tak berapa lama di udara, beberapa ekor kura-kura yang ada di pinggir sungai  melihat kawannya yang sedang terbang bersama sepasang elang itu …. Mereka terpesona, takjub… heran ; kemudian meneriaki kura-kura terbang itu, "Hai, ... Hebat! Kamu bisa terbang!" 

“Hai … Lihat   ada Kura-kura terbang Bersama sepasang Elang”…  hewan-hewan lain pun  berteriak dengan riuhnya.

Kura-kura yang sedang terbang itu pun melihat bahwa di daratan ada banyak teman kura-kura lainnya yang berteriak mengaguminya. Ia sangat bangga…  sehingga dia pun berkata, "Ya hebat lah, aku gitu loh!" Ups, ….”loh…aduh….tolooong ”   Dia lupa bahwa dia tak boleh berbicara selagi terbang. Maka  tak ampun lagi …. jatuhlah dia dari ketinggian menuju daratan, Brukkkk!!  Mati.

Begitulah… Ketaatan memang  mudah diucapkan, namun butuh keseriusan dan perjuangan untuk melakukannya.

Ulangan 30:15 – 20 memberi penegasan  bahwa  ketaatan iman  adalah suatu pilihan. Kita bisa menerima dan taat  atau sebaliknya kita lalu “murtad” meninggalkan Tuhan – berpindah ke allag lain.  Atau kita kelihatannya masih menjadi Kristen, namun perilaku kita menunjukkan ketidaktaatan  sebagi pengikut Kristus.  Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan   dan kebe-runtungan,   kematian   dan kecelakaan (ayat 15). Tuhan , melalui Nabi Musa meneegaskan, pada hari ini  aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi   TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup   dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu.  Sebaliknya , jika tidak taat, akan binasa.  “Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa…” (ayat 17 – 18).

Perikop  ayat kita hayati dalam PA kali ini, diakhiri dengan penegasan bahwa  “Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi   TUHAN, Allahmu  , mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu   dan lanjut umurmu “  (ayat 19 – 20)

04.  Sarasehan

Renungkanlah: Pada hari ini  Tuhan memerintahkan kepada kita  untuk  mengasihi   TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya kita hidup   dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN.  Sebaliknya , jika tidak taat, akan binasa.  “Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa…”   Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan” (Ayat 14). Artinya, kita tak lagi bisa berdalih.  Pilihannya hanya dua saja: Taat  ataukah Tidak. 

(01). Mengapa  KESETIAAN  IMAN  butuh diperjuangkan dengan sungguh-sungguh? Mari Ceritakan Pengalaman kita yang telah kita jalani  di Tahun 2022 – 2023 ini. 

(02). Bagaimana  Caranya agar konsep “Urip  kudu Urub”  bisa kita lakukan secara nyata dalam kehidupan kita di masa kini ?  dalam Keluarga…. Dalam Kelompok… dan dalam komunitas  Gereja kita?  Jelaskan.

05.  Pujian  KJ.405 , Persembahan, Penutup

1. Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku; asal Kau ada, yang lain  tak perlu. Siang dan malam Engkau kukenang; di hadiratMu  jiwaku tenang!

2. Kaulah Hikmatku, Firman hidupku; Kau besertaku dan 'ku  besertaMu. Engkau Bapaku, aku anakMu; denganMu, Tuhan,  'ku satu penuh.

3. Kaulah bagiku tempat berteduh; Kaulah perisai dan benteng   teguh. Sukacitaku kekal dalamMu; Kuasa sorgawi,  Engkau kuasaku!

4. Tak kuhiraukan pujian fana; hanya Engkaulah pusaka  baka! Raja di sorga, Engkau bagiku harta abadi, bahagia penuh!

5. Bila saatnya 'ku menang, t'rimalah daku di sorga cerlang!  Apa pun kini hendak kutemu, Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku!

LES. 12.02.2023

Kamis, 09 Februari 2023

OBROLAN SANTAI TENTANG KONSIDISI EKONOMI MASA KINI


 

 

1)     Apakah  kita merasakan bahwa dalam kehidupan sosial ekonomi  akhir-akhir ini semakin sulit ?

2)     Apakah kita menyadari bahwa “Uang bukanlah segala-galanya” ; namun  faktanya sekarang “segala-segalanya  menggunakan uang”?

3)     Apakah kita mau belajar untuk bisa menata-kelola  keuangan keluarga kita dengan cermat  sehingga mampu membuat Anggaran Pendapat Keluarga yang seimbang ?

4)     Apakah kita memiliki niat untuk berjuang mencukupi kebutuhan finansial keluarga kita, sehingga tercapai hidup yang sejahtera lahir batin ?

5)     Apakah kita memiliki  kesadaran  sosial bahwa  di sekitar kita sejatinya banyak orang yang hidupnya masih belum  sejahteraa?

6)     Apakah kita punya kesadaran  kuat ,jika kita bisa  hidup lebih berkecukupan, maka kita lebih  berpeluang untuk ikut ambil bagian dalam menolong sesama  di sekitar kita ?

7)     Apakah  kita  mau untuk bergaul Bersama dengan saudara di lingkungan Kelurahan Doplag; lintas Iman, dalam rangka  pembentukan Komunitas Pemberdayaan CUAL ?

8)     Apakah kita mempunyai kerinduan  serius untuk terus belajar tentang wirausaha/entrepreneur di lingkungan Komunitas Pemberdayaan  di wilayah Doplang dan sekitarnya?

 

JIKA  

JAWAB  ATAS PERTANYAAN-PERTANYAAN  TSB.

ADALAH   YA  ITU  BERARTI  KITA  MASUK  DI JALAN  YANG BENAR …HADIR  DALAM  PERTEMUAN  KALI INI  DAN  SIAP UNTUK  MASUK KE KOMUNITAS  PEMBERDAYAAN  BERSAMA   CU - CREDIT  UNION  ANGUDI LARAS PURWOREJO.

Salam kasih (LES)

Rabu, 08 Februari 2023

OBROLAN SANTAI GKJ Bener Menyongsong Era Baru

1.      Saya sengaja siapkan materi  PA  dalam bentuk sarasehan pada siang ini  dengan sukacita, walaupun kayaknya diriku  hampir sama dengan makan “gadho-gadho” Jujur… ada aneka rasa:  pedas, asin,  kecut, hambar …tapi juga  berbagai rasa lainnya.

2.      Tema “Obrolan Santai  GKJ BENER  MENYONGSONG  MASA DEPAN  BARU”  adalah tema yang actual dan kontekstual  pasca terbitnya  Surat dari GKJ Klasis Purworejo No. 01/PSK.P/02/2023 tentang Pemberhentian Dengan Hormat dari Tugas Klasis (khususnya Konsulen GKJ Bener)    Dan No.02/PSK.P/02/2023 tentang Pengangkatan  untuk melaksanakan tugas tugas Klasis.   Dua SK ini urasakan sebagai penghormatan besar dan anugeraah  bagi  diriku jelang Emeritus.  Olehkarena sejak 3 Februari 2023. Diriku “dilepaskan dari segala tugas di klasis Purworejo”   dan  juga  tak boleh lagi berpelayanan  sebagai Konsulen du  GKJ Bener.

3.      Ingat: Putusan Sidang Klasis tsb., telah disahkan dan disetujui  oleh persidangan termasuk oleh 3 Orang utusan dari GKJ Bener.   Bahwa ada yang puas  atau tidak puas  terhadap keputusan tsb., itu wajar adanya. Tak perlu dicari Siapa yang salah…. Siapa yang bertanggung jawab… Siapa  yang menjadi pihak  yang ambisius  dll. Tidak perlu dibahas…

4.      Ada baiknya kita belajar dari kesaksian Kitab Roma 8:28  bahwa  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” 

Dengan kata lain, putusan  tsb.  Entah dirasa “pahit”  ataupun “manis” – tergantung perspektifnya…. Tetap musti dipahami   tak lepas dari  “Cara Tuhan” untuk mendatangkan “kebaikan” bagi kita – khususnya  bagi  GKJ Bener


5. Dari dulu selalu (bahkan sering) ku katakan – bahwa GKJ Bener  Sejatinya, memang sedikit/kecil kuantitasnya; tapi memiliki semangat yang besar – yang tak boleh diremehkan.  GKJ Bener pasti dengan banyak cara yang tak terduga  …diberkati Tuhan.  Kita menyaksikan, Serivikat GKJ Bener , GKJ Pep Kamijoro – nyaris selesai dengan beaya yang dicukupkan Tuhan.  Begitu juga Anggaran Belanja GKJ Bener – meski nggak berlimpah …namun Cukup dan tidak deficit. Begitu juga Rehab Gedung Gereja,  dan Pembangunan Ruang Serbaguna di belakang GKJ Bener.   Nah….  Nyatanya…Tuhan juga kirimkan orang orang baru – sebagai komunitas iman di GKJ Bener


6. Persoalannya sekarang, Ini PR Bagaimana kita GKJ Bener bisa (a).tetap bersemangat  dan (b).malah makin bersemangat  pada periode   2023 – 2025  dst.  Juga bisa (c).Move On.   Bersama Konsulen baru yang jaug lebih muda – penuh semangat – dan tentu “lebih cantik….  Palu sudah diketok. Harus kita hargai dan sikapi dengan bijak.   Meskipun Konsulen yg lama penuh cinta –  penuh dedikasi dengan  aneka rancangannya ….. toh Nyatanya …Tuhan berkehendak lain.


7.  Kehadiran Konsulen Baru dalam diri Pdt. Lintang Anggraeni,MSi.   Mari kita terima dengan penuh semangat. Sementara…. Pengalam dikonsuleni pada periode sebelumnya , perlu diambil hal-hal yang positif. Hal Yang tidak baik tinggalkanlah.   Kita yakin, kehadiran Pdt Konsulen yang baru  akan membawa perubahan yang baik…bahkan makin baik lagi.


8, Ada banyak PR yang perlu ditata-ulang oleh Majelis GKJ Bener., seperti:

                                i.            Regenerasi Kemajelisan,

                             ii.            Kemandirian Pelayaan termasuk Khotbah,

                           iii.            Kemandirian Sosial Ekonomi warga gereja  yang belum tertangani

                           iv.            Tata administrasi yang sangat lemah

                              v.            Penatalayanan Keuangan: penyusunan Anggaran Tahunan, laporan Tri wulan  dll.  Masih jauh dari memuaskan.

                           vi.            Relasi Gereja dan masyarakat perlu dipertahankan; dan bila mungkin ditingkatkan  lagi.

                         vii.            Relasi Gereja dengan pemerintah  juga  perlu dipertahankan; dan bila mungkin ditingkatkan  lagi., dst.


     9. Tak  ada manusia yang sempurna, demikian juga dengan kita, khusus diriku sebagai Konsulen GKJ Bener yang telah melayani sebelum berpendeta sendiri…sampai Pdt Budi Emeritus, dan sampai 3 Januari 2023.  Tentu  sangat banyak keterbatasan dan penuh kekurangan  yang telah ku lakukan.  Maafkanlah Aku.

10. Terimalah Pendeta Konsulen Yg baru (Pdt. Lintang Anggraeni, MSi) dengan penuh cinta kasih  – lakukan Kerjasama pelayanan yang lebih baik lagi  katimbang sebelumnya……. (Khotbah di bener, di kamijoro dan juga Gabungan, PA Rutin, Perjamuan setiap Bulan, Kunjungan ke warga yang sakit, Acara-acara Gathering tahunan) Tetap lah Lakukan dan Tingkatkan. Pesanku :

Ingat  1 Korintus 15:58   Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

 Padepokan Diakonia MITRA KINASIH  GKJ Purworejo 9 Febr 2023)

Salam Kasih   


LES